Kamis, 12 Juni 2008

DICARI, WIRANIAGA UNGGULAN!

Dalam buku Menjual Tanpa Hambatan (Harefa: 1999) telah saya sebutkan bahwa karier di bidang penjualan merupakan karier favorit yang selalu muncul di halaman iklan media cetak. Wiraniaga dan pemasar adalah oknum yang selalu "dicari" oleh berbagai perusahaan. Pencarian wiraniaga dan pemasar itu sangat konsisten dan gigih dilakukan. Mengapa?

Keunggulan karier wiraniaga dapat dilihat dari, antara lain:

Pertama, jargon "wiraniaga adalah ujung tombak perusahaan" menunjukkan peran strategis seorang wiraniaga. Dan sebagai ujung tombak, bila ia cukup "tajam" dalam menjual (selalu melampaui target), maka ia akan menjadi orang terakhir yang kena PHK dalam situasi sulit. Sebaliknya, bila ia tidak cukup "tajam", maka ia akan menjadi orang pertama yang dirumahkan saat perusahaan gonjang-ganjing akibat salah urus. Ada juga yang mengibaratkannya sebagai "lokomotif" yang menarik gerbong-gerbong "kereta" bisnis. Hanya bila "lokomotif" itu sering rusak (tidak mencapai target penjualan), ia akan kehilangan posisinya. Sebab tanpa penjualan, usaha apa pun akan sampai ke titik nadirnya sendiri.

Kedua, wiraniaga adalah karyawan yang paling banyak menikmati fasilitas pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilannya dalam menjual. Karenanya ia menjadi manusia pembelajar (Peter Senge) atau knowledge worker (Peter F. Drucker) yang bernilai tinggi bagi perusahaannya. Pendidikan dan pelatihan itu, baik yang bersifat teknis maupun non-teknis, memungkinkan wiraniaga mengembangkan karakter dan kepribadiannya secara mantap, sehingga ia tidak mudah menyerah pada kesulitan hidup.
Ketiga, wiraniaga dan pemasar umumnya mendapatkan imbal jasa yang lebih besar dibandingkan karyawan lainnya (gaji memang kecil, tapi komisi, insentif, dan bonus bertaburan).

Di beberapa perusahaan penghasilan seorang wiraniaga senior dapat melampaui penghasilan sales supervisor atau bahkan branch manager-nya. Ia memiliki posisi tawar (bargaining position) yang tinggi. Puluhan sampai ratusan juta rupiah per tahun, atau bahkan per bulan, bukanlah angka yang terlalu muluk untuk seorang wiraniaga andal.

Keempat, posisi wiraniaga membuat mereka terlatih untuk membina jaringan kontak (networking) secara luas. Setiap hari mereka bertemu dengan berbagai macam orang dari bidang usaha yang beraneka ragam. Hal ini memberikan berbagai "peluang ekstra" untuk dapat "menyelam sambil minum air". Sebab ia tidak saja dapat memasok kebutuhan pelanggan yang disediakan oleh perusahaannya, tetapi juga dapat melayani kebutuhan-kebutuhan lain yang diminta oleh pelanggan (sepanjang hubungan mereka cukup baik untuk itu). Tidak jarang wiraniaga yang andal justru direkrut oleh pelanggannya dengan imbalan lebih besar dan fasilitas yang lebih mensejahterakan keluarganya.

Kelima, wiraniaga juga relatif memiliki waktu kerja yang fleksibel karena tidak terikat pada jam kantor secara formal (meski tidak semuanya begitu). Sepanjang target-target penjualan dilampaui dengan baik, manajemen perusahaan umumnya "memaafkan" ketidakdisiplinan wiraniaga dalam soal waktu kerja.

Keenam, wiraniaga umumnya terlatih untuk mandiri dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian ia biasa membuat keputusan dan mengambil risiko bisnis berdasarkan keyakinannya sendiri. Kemandirian ini menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam dirinya secara berkesinambungan. Itulah sebabnya seorang wiraniaga andal relatif paling siap untuk dipecat. Ia mungkin kehilangan jabatan (job), tetapi ia tidak pernah kekurangan pekerjaan (work) untuk dilakukan guna mendapatkan nafkah kehidupan.

Ketujuh, wiraniaga andal dimungkinkan untuk menapak tangga karier menjadi eksekutif puncak di perusahaannya. Banyak contoh direktur-direktur yang berhasil yang semula adalah orang-orang yang sukses meniti karier lewat jalur penjualan. Sebagian di antara mereka bahkan tidak dibekali oleh ijasah formal pendidikan tinggi.

Kedelapan, wiraniaga adalah orang-orang yang belajar di "universitas kehidupan atau kewirausahaan". Mereka belajar atas biaya perusahaan, namun hasilnya tetap mereka bawa saat keluar atau pindah ke perusahaan lain.

Karena keunggulan-keunggulan tersebut, bila Anda atau kerabat Anda masih ragu dan ingin belajar mempersiapkan diri menjadi wirausaha masa depan saya anjurkan untuk memilih karier wiraniaga sebagai pilihan pertama. Tapi jika Anda bermental priyayi dan bercita-cita menjadi pegawai kantoran, yang pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan, maka jauhilah dunia penjualan.

Artikel Terkait

0 komentar

Posting Komentar

Cancel Reply